Wednesday, August 03, 2005

KL i'm coming...

Bismillah..

What should I write on this….

hidup hanya terus bergulir, seperti biasanya, seperti apa adanya…

tahapan demi tahapan….

toh berjuang pun sudah dilucuti kekuatannya…

berdosa pada waktu dan durhaka pada tekad dan komitmen…

tidak empati dan jauh dari simpati…

oh…malunya menghadap Ilahi…

malunya menyandang peran dan posisi…

sungguh durhaka tak bertepi….

tapi kelu pun jadi gagu, terkelupas secara paksa atau memang pada dasarnya tidak ada pelapisnya?? Cuma semangat yang menggelora sedang asanya melantai dan merembes…

hanya tinggalkan guratan basah yang seketika mengering ditiup debu…

duhai Allah, penguasa setiap hati yang berlabuh, berlayar atau pun mengambang di lautan lepas tanpa satu titik persinggahan …

duhai Ilahi…penggenggam setiap helaian kekuatan yang menguap dan membumi dengan menitik…

jika harap dan upaya berpadu dalam kepatuhan, izinkanlah mengalir dalam syahdu cintaMu…

menguak seluruh pilu dan kelabu yang terkadang singgah tak menetap…

karena….

karena…

dahaga ini luar biasa…

sedang kelemahan sedemikian nyata…

seringnya membutakan…

...........................................................................................

lumpuh saat menuai rindu…………………………….

maka………..

izinkanlah….

saja…….

hanya itu…..

tidak lebih……

Di bandara.. bandara international Kuala Lumpur….

Aku bengong di depan tiket GIA, mmhh.. sudah check in kok. Tapi ternyata masih tiga jam lagi.. ke mana ya, bandara ini luaass sekali, kaya mall super gede, ada gerai-gerai ekslusif bertebaran rapi, mulai Da Vinnci sampai Gerai Parfum yang namanya terdengar seekslusif harganya.. Dan aku ga tahu kalau harganya semahal itu, sampai gemeteran taruh lagi barangnya gara2 baca harganya, gawat kalau jatuh, bisa2 jadi TKW di Malaysia hahaha....Waduh desi, kamu ndeso sekaliii...

Bandara ini bersih, indah, ramah dan santun, aku benar-benar dibantu, disini laki-lakinya gentleman semua, ga seperti di Indonesia, ada perempuan ngos-ngosan bawa koper aja cuek ga kira-kira..... heran, mengapa sedemikian jauh bedanya dengan bandara Soekarno Hatta di Jakarta yang suram, suka korupsi, tidak empati ? Hahaha... short question yang sering sekali kutanyakan, padahal masih satu rumpun, tapi mengapa sedemikian berbeda? Apa yang salah atau dimanakah letak salahnya? Hhhh, stop thinking desii!!! , jadi ngilu bawaannya......

Ada orang india dengan sarinya lewat melenggang... jadi teringat Chitra, dia represent IBM India yang ikut class ini, Chitra cantik sekali, seperti putri, dia bangga pakai sari, ini pakaian perempuan India, desi, ujarnya......

Jadi teringat malam pertama, saat di Mid Valley nunggu Monorail mau balik ke Hilton di KL Sentral ( di KL ada tiga perusahaan swasta yang bergerak di bidang perkeretaapian, kereta apinya bagus deh, lebih bagus dari pakuan hiabahan jepang itu ), Chitra nangis pelan, dia teringat suaminya, baru menikah 4 bulan, dia rindu sekali India.... hhh, i’ve told you guys, gak ada satu tempat terindah pun di dunia ini seindah home... even tinggal di hotel mewah dengan pelayanan super ekslusif ( IBM royal memanjakan karyawannya, tapi kalau uang saku, walah, cuma buat lunch dan dinner aja, tok ! ), still miss home....

Di sini, gadis-gadis melayu cantik-cantik dan mereka pun bangga pakai baju kurung dengan jilbabnya.. hhmm.. hitung deh yang pakai blazer ke kantor, bahkan kantor se multinasional IBM pun, jika dia melayu, dia lebih senang baju kurung... bagaimana ya membangun mental seperti itu? Jika di Indonesia, nah lho des, mulai lagi dehh...

Kemarinnya, pas aku dan Chitra nyasar hampir masuk bar, padahal niat ke Sungei Wang....wadduh hahaa... dia bilang dia senang kenal muslimah seperti aku, ehhemm.. bukan begitu, dan ga bermaksud narsis kok.. tapi di India, muslimah itu bercadar dan menakutkan ujarnya, umur sepertimu desi, mereka tidak boleh keluar rumah, apalagi sekolah dan bekerja, mereka tinggal di rumah, menikah dan memliki empat orang anak minimal... hhh.. again... aku berusaha menjelaskan, itu budaya, islam tidak seperti itu.. please look at me chitra, i got degree from national university, and now I’m working in IBM, and being representative from IBM Indonesia… dan dia mengangguk pasti, aku tahu desi, aku bangga pada orang-orang sepertimu, jika muslim India sepertimu semua, mungkin kami tidak akan ada konflik berkepanjangan seperti sekarang… hhh…. Pe er kita sedemikian banyak……..

Aku lebih dekat dengan chitra, mmh.. bahasa inggrisku paraahh sekali, bahasa inggris chitra bagus sekali, aku ngiri setengah mati.. tapi lebih klik jalan dengan chitra, karena yang dari Singapore dan Philiphin ibu-ibu yang bicara bayinya terus, mereka kalau ngobrol suka lupa sekitar atau melupakan orang yang berusaha bicara patah-patah, yah.. that’s me... hiikss... Ada satu lagi, gadis Thailand, tapi dia bersama adiknya, jadi ya aku dengan Chitra....

Classku seharian, dimulai habis breakfast sampai jam 7 malam... setelahnya, kita baru jalan-jalan keliling KL.... KL itu kaku, hahaha.. mau tahu ga kenapa, karena ga ada orang lantung-lantung di jalan, semua orang bekerja, di jalan cuma ada besi dan besi... all machine.... dan believe it or not, aku cuma nemu satu pengemis.. Cuma satu... gak kebayang deh kalau di jakarta.. temenku bilang, kamu belum lihat aja pedalamannya, sama aja dengan negeri kita…. Hhhmm, mungkin ya, tapi kan kantorku di sudirman, pusat jakarta, but... hhhh.....desi, mengeluh teruss, mengeluh itu tanda iman yang ringkih !!!

KL rapih deh, dari jendela tempat classku di IBM Malaysia, rumah-rumah rapih berderet, gak semrawut kaya jakarta, jalan-jalan rapih terbentang, dan masjid yang biru itu indah sekalii.... duhh, kenapa mesti sangat begitu berbeda ya ?

Hhhh... masih tentang Chitra, kemarinnya lagi, saat di Putra ( Putra itu nama perusahaan kereta lainnya ), dia bilang dia hanya ingin punya anak satu, selebihnya dia akan mengadopsi anak... banyak anak yatim piatu di India desi... egois sekali aku kalau melahirkan anak tapi mengabaikan mereka... hhhmm.. begitu ya.. hatinya baik sekali, meski ada beberapa hal yang aku debatkan, sesekali, karena terbatasnya vocabularyku.. hikss.. lalu dia cerita tentang banyak hal, aku jadi pendengar begini, tumben banget, dia cerita tentang rumah-rumah di India, tentang suaminya yang baru dinikahinya, tentang keinginannya untuk tinggal di rumah saja dan mengurus anak, i asked my husband to resign from his job and find another which have better salary, so i can resign from IBM and being house wife... terharu aku mendengarnya, yahh.. perempuan pekerja tetaplah perempuan juga, yang basically bernaluri seorang ibu, itu sangat alamiah, dimiliki setiap perempuan di dunia... sedang dunia kerja sedemikian kerasnya, gadis dari Filipina itu sedang hamil dua bulan, yang Singapore punya bayi tiga bulan.. hhhh….

Teringat ucapan Aida disini – IBM Malaysia – banyak sekali wanita single parent karena cerai, banyak yang usianya menjelang pertengahan tiga puluh tapi belum juga menikah… yah, maklumnya, ujarnya sambil tertawa, masuk jam 8 pulang jam 10 malam… hahaha…tutupnya sambil tertawa miris… tapi itu common banget disini desi… hhhh.. wanita-wanita ini sangat produktif kupikir, muslimah melayu dengan baju kurung dan jilbabnya, tapi jika efeknya berantai pada generasi selanjutnya ?

Aku beranjak dari dudukku, sambil mulai menghitung sisa ringgitku, rasaya haus, minum Teh Tarik mungkin oke juga… ( hehehe, jadi ngakak sendiri ingat hari pertama tahu Teh Tarik, berantem dulu dengan pelayannya di Central Market, ini bukan Teh, ini susu, hehehe….)

Pandangaku menyapu, duh, rumah, kangen sekaliii…………