Monday, January 30, 2006

Ada banyak ruang di hati kita ....

Ada banyak ruang di hati kita. Ada ruang untuk berkeluh kesah. Ada ruang untuk berduka. Ada ruang untuk merasa kesepian. Ada ruang untuk merasa lega. Ada ruang untuk berbahagia. Ada ruang untuk rasa-rasa tak bernama. Dan begitu banyak ruang untuk setiap jeda dalam hidup kita.

But, life is about choosing wisely, rite ?

Sekarang, berarti tinggal kitanya, mau dan bisa tidak untuk memilih secara bijak.

Kita bisa menghabiskan separuh napas kita untuk berada dalam ruang berkeluh kesah. Atau kita pun bisa memangkas habis seluruh hayat kita dalam ruang bernama kesepian. Semuanya hanya sebuah pilihan. Dan seperti halnya sebuah pilihan, dibelakangnya berderet berantai konsekuensi. Jika dan jika, hanya dan bila, lalu dan kemudian. Hhh...

Ada banyak ruang di hati kita. Ada ruang untuk mengurai letih. Ada ruang untuk merangkai cita. Ada ruang untuk memecah penat. Ada ruang untuk menabur kemilau. Ada ruang untuk rasa-rasa tak bernama, dan begitu banyak ruang untuk setiap jeda dalam hidup kita.

Again, life is about choosing wisely, rite ?

Seluruhnya pilihan. Beribu jalan membentang di hadapan. Bertaut pintu terbuka siap dimasuki. Dengan jutaan kilau pesona warna yang ditawarkan. Dan seluruhnya hanya sebuah pilihan.

Look, betapa hebatnya manusia ciptaan Allah ya ? Sanggup memilih. Untuk membangkang. Atau tunduk pasrah. Untuk hina. Atau mulia. Untuk bahagia utuh dan seluruh. Atau pilu penuh sesal di setiap jarak.

Hhmm.. tapi manusia adalah manusia. Sejatinya manusia. Bukan alunan cahaya. Bukan pula kobaran api. Hanya tanah. Dan seluruhnya adalah tanah. Ia mulia karena ruh yang ditiupkan-Nya. Ia mulia karena kehendak, kemauan dan kemampuan. Ia akan tetap mulia. Sungguh mulia. Karena pilihan-pilihan. Ia pun bisa hina. Sungguh terpuruk. Karena pilihan-pilihan. Dan seluruhnya hanya sebuah pilihan.

Ada banyak ruang di hati kita. Ada ruang untuk menyemai bintang. Ada ruang untuk setiap tatapan. Ada ruang untuk seluruh pagi dan senja. Ada ruang untuk rasa rentan yang bertahan. Ada ruang untuk setiap kerapuhan. Ada ruang untuk rasa-rasa tak bernama, dan begitu banyak ruang untuk setiap jeda dalam hidup kita.

But, again, life is about choosing wisely, rite ?

Karena manusia hakikatnya adalah jalinan sendu. Maka, mari sejenak berkunjung ke ruang kerapuhan, ruang mengurai perih, ruang setiap guliran pupus. Ruang yang tampak hanya biru di setiap sisinya. Nikmati setiap jamuannya. Dan jadilah manusia. Namun saat semua mulai menghujam, segeralah berpamitan. Ingat, kita hanya berkunjung. Sejenak. Kita hanya meletakkan lara kita saja. Meninggalkannya di sana. Dan berlatih untuk bersabar. Hingga setelahnya, jauh setelahnya, langkah kita terasa ringan.

Karena manusia hakikatnya adalah rautan gelak tawa. Maka, mari sejenak berkunjung ke ruang penuh kelegaan, ruang menuai kemilau, ruang penuh sinar berbalut semburat hijau. Ruang yang melayangkan setiap berat yang kerap hadir. Nikmati setiap jamuannya. Dan jadilah manusia. Namun saat semua mulai melambung, segeralah berpamitan. Ingat, kita hanya berkunjung. Sejenak. Kita hanya meletakkan lega kita saja. Menitipkannya di sana. Dan berlatih untuk bersyukur. Hingga setelahnya, jauh setelahnya, langkah kita terasa ringan.

Karena begitulah hakikatnya ruang dan rasa. Semuanya bermuara pada Allah. Saja. Allah yang mencipta setiap ruang. Allah yang menghadirkan setiap rasa. Ia pemilik segalanya. Kita hanya pelaksana saja. Menunaikan segala sesuatunya sesuai dengan porsinya. Tidak berlebihan. Karena yang cukup itu baik. Baik untuk kesehatan jiwa. Baik untuk ketenangan Hingga diujung jalan nanti, yang mendekap kita hanya kebaikan semata. Lalu damai pun menyelubungi. Maka jadilah manusia. Maka, jadilah jiwa-jiwa tenang. Will you ?

Desi Novita Sari

Bismillah, dengan hati menuju tenang

29 jan 06, 11:08 pm