Friday, March 11, 2005

Perbesar Porsi Itu

Bismillahirahmaanirrahim….

Sungguh, betapa setiap hembusan udara yang kita hirup…betapa setiap tarikan napas yang berpacu…betapa setiap detak nadi yang berdentang…hanyalah atas kehendak-Nya semata…

Teman-teman yang disayangi Allah selalu…

Belakangan ini..ah,entahlah, sepertinya saya merasa hidup di dunia yang berwarna pink....mmmh..mungkin karena segala sesuatu yang saya temui akhir-akhir ini serba pink, mulai dari teman sebelah saya di rental komputer yang sedang mengetik hurup pink besar-besar bertuliskan Happy Valentine, atau sepasang ‘kekasih’ yang ber’senda gurau’ di Kafe sambil menikmati makanan dan Duh Robbii, kebetulan kali yah perempuannya memakai jilbab pink :( ..mungkin juga karena tontonan di tv gak jauh-jauh dari tema pinky, bahkan ada salah satu stasiun tv yang menayangkan film berbaju romantis seminggu penuh…Duh Gusti…

Sedang, idul adha hanya disinggung sekali dalam berita dan penuh harinya diisi dengan film india…jadi pengen nangis.. :( ..

Tapi yah, itulah realita..sulit jika berkomentar tentang cinta, jika saya boleh menyebutnya demikian,..dengan hubungan rasa yang dengannya orang bisa menebar tangis dengan teramat mudahnya..bisa marah dan berselisih dengan amat cepatnya…...rela menyita segala waktu yang utamanya diberikan pada yang berhak, orang tua misalnya…..rela juga membuang pulsa telepon ke tempat sampah dengan sekali lemparan…..entahlah, suatu rasa yang unik…yang menakjubkan bahkan..jika nanti saya jadi akuntan (doakan saja :) ) saya mungkin akan mengklasifikasikan cinta dalam unspecified account…...yah, karena efeknya berbeda pada setiap orang….dan jelas bukan dalam grupnya other account, karena hal itu tidak bisa disebut lain-lain, tidak bisa disepelekan apalagi diabaikan, bahkan justru ialah yang mampu menentukan mana hal yang lain-lain itu…

Hhh…sepertinya dalam benak saya kembali terputar peristiwa dulu, suatu pagi saat mentari mulai memerah di ujung langit UI…seorang akhwat menangis tersedu-sedu di pangkuan saya..’Ya Allah Des’….ujarnya perlahan, terpotong tangisan panjang yang meluluhkan hati…’kok rasanya berat yah..’ lanjutnya, bergulir dengan nyeri yang menggelayuti batin saya mendengar isak tangisnya…’gue tahu ini gak boleh..tapi kok yah..’ dan….bergulirlah sudah cerita dari mulutnya…

Hampir berbilang tahun akhwat ini menjalin ‘hubungan’ dengan seorang ikhwan yang kebetulan kuliah nun jauh di sana..Indah, katanya....ikhwannya seorang yang baik dan cukup religius, ujarnya..saking baiknya, ikhwan tadi rela menelepon dalam kurun waktu tertentu hanya untuk sekedar menanyakan sudah makan belum, gimana kuliahnya dan hal lainnya..gak berbilang jam-an sih, tapi cost-nya bisa beratus ribu bahkan…

Lalu selang waktu berlalu, dan akhwat tadi mulai bersentuhan dengan islam hingga akhimya menyadari hal tadi tidak dicintai Allah, ia mulai merenggangkan hubungan, perlahan tapi jelas arahnya,putus gitu lho…Tapi, ternyata ikhwannya tidak terima....dan akhwatnya sedih bukan main karena merasa telah melukai hati seorang ikhwan yang sangat halus perasaannya dan baik hati pula…maka, pecahlah gelembung rasa itu dan hanya menyisakan kilatan tajam di ujungnya…

Hhh..saat itu saya hanya bisa mengedarkan pandangan pada beberapa ikhwan yang sibuk menggulung spanduk di beranda Mesjid UI…dan beberapa akhwat yang tengah packing setelah mabit semalaman..atau gelayut putih berselendang biru di langit… atau melirik satu persatu mahasiswa yang mulai meninggalkan MUI setelah malam renungannya MACRO…

You know what guys, sepertinya ada sehelai daun yang melayang dalam kedalaman jiwa saya..perlahan namun pasti jatuhnya…

Jalan ini teman, tak pernah mudah, bahkan seringkali sulit, entah itu batu yang menggelincir dari puncak lalu melibas kita dengan meninggalkan memar di jiwa..atau mungkin sayatan perih, jika perih punya bentuk, menusuk jauh ke perbatasan rasa…Apapun wujudnya, tetap saja luka, dan itu sakit…

Tapi, sungguh, karena ini hanya sebuah jalan dan alur desahan keberadaan kita adalah sebuah perjalanan, maka segalanya pun berbungkus perbekalan…untuk nanti, saat tiba segenap raga bertumpu pada segumpal jiwa, yang berdiri sendiri, yang bertanggung jawab atas asa yang dipegangnya saat hayat tersisa…hanya sendiri, seorang diri….

Ahh, ukhti wa akhi bukankah poros hidup kita hanya berputar tentang bagaimana memperbesar porsi cinta kita, pada Allah tentunya…

Segala hal yang sempat singgah,meski hanya sementara, baik dalam relung hati kita atau bahkan terpatri dalam cara berpikir dan terlebih tindakan kita—semuanya—mesti diselaraskan dengan satu pertanyaan besar, cintakah Allah jika saya melakukan ini ? Memilih yang satu dibanding yang lain ? Bertindak satu hal bukan yang lain ? Berpikir ke arah yang ujung tidak yang mula ? Masihkah Allah cinta ? Sungguh ? Masih ? Yakinkah ?

Dan sungguh, hidup hanya berkutat pada satu hal itu, memperbesar selalu porsi hati kita untuk belajar mencintai Allah sedemikian utuh dari tiap helaan rasa kita, tiap sapuan waktu pada hari…begitu selalu…belajar itu, hanya itu…

Belajar untuk selalu menjadi pribadi yang menyenangkan, karena Allah cinta itu..belajar untuk menjadi anak yang berbakti pada orang tua, karena Allah jelas mencintai anak yang saleh…Belajar untuk selalu ber IP 3 misalnya :) , karena Allah mencintai muslim yang berprestasi…Tidak pernah lelah kerja di FSI, karena Allah dengan lembutnya berfirman ‘sebelum segala sesuatu, kalian adalah da’i(penyeru)..penyeru agar setiap jiwa yang merasakan nafas islam senantiasa memperbesar porsi cintanya pada Allah semata..

Hingga nanti, suatu saat, entah itu esok tatkala mentari menyapa, atau bahkan sesaat jika mulai bergulat dengan kantuk, entah itu lambat atau seperti kilat cepatnya…
yaitu nanti Akh, sungguh nanti Ukh saat dimana lengan kita dijalin malaikat maut, dibawanya pergi tak kembali…..............porsi hati kita utuh, bulat dan penuh hanya untuk Allah saja..utuh dan seluruh..Semoga..


I dedicated this to :
-seseorang yang pernah menumpahkan pilunya : ‘Terkadang seseorang mesti dibenturkan dengan kepahitan terlebih dahulu, sebelum dapat menyelami arti sebuah kedewasaan…’
-my beloved sister, Mutia Febrina, Barakallahu Fii Umuurikum, Honey… --tepat hari ini kan?--…Semoga semakin tabah dan tegar, siapa bilang semuanya ini mudah ? :) But, u always know, that u can rely on Allah, right ?
-dan terakhir untuk seluruh ikhwan akhwat FSI yang hatinya sedang dan pernah disinggahi pink itu, tepis segera ya, jangan sampai melucuti porsi cinta kita pada-Nya..sungguh, jangan sampai ya….



16 Februari 2003 di kota hujan,
Desi Novita Sari